AHLU SUNNAH WAL JAMA'AH

HIKAYAT BELAS KASIHAN SEORANG ABID DI ZAMAN BANI ISRAIL

Ada seorang ahli ibadah di zaman bani israil melewati tumpukan pasir. Waktu itu kebetulan orang-orang bani israil dalam musim paceklik, kesulitan makanan dan kelaparan, maka timbulah belas kasihan Abid tadi kepada mereka dan tergores niat di dalam hatinya : "Andaikata tumpukan pasir ini dapat menjadi tepung, sungguh aku akan mengenyangkan perut mereka." demi hal itu maka Allah memberikan wahyu kepada salah seorang nabi kaum bani israil, agar beliau mengatakan kepada Abid : "Sesungguhnya Allah telah menetapkan pahala kepadamu, andaikata pasir itu dapat menjadi tepung lalu kamu sedekahkan." Maka siapa yang belas kasihan kepada hamba Allah, niscaya Allah akan mengasihinya.
Sebab hakekat seorang Abid ketika merasa belas kasihan kepada para hamba Allah dengan ucapan : "Andaikata tumpukan pasir ini dapat menjadi tepung, sungguh aku akan mengenyangkan perut mereka ". Dengan niat baiknya itu, maka memperoleh pahala seperti kalau hal itu dilakukan dengan sesungguhnya. Lebih Lengkap...

KASIH SAYANG TERHADAP MAKHLUK

Diriwyatkan dari Abdullah bin Umar ra ia berkata : Raslulloh SAW, bersabda : "Orang-orang yang bersifat kasih sayang, mereka disayangi Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka hendaklah kamu semua menyayangi makhluk yang ada di bumi, niscaya makhluk di langit menyayangi kamu."

HIKAYAT KASIH SAYANG UMAR TERHADAP BURUNG

Pada suatu hari Sahabat Umar bin Khatab ra. bepergian di kota madinah. Tiba-tiba ia melihat anak kecil sedang menggenggam seekor burung pipit untuk bermain-main. Karena kasih sayang Umar terhadap burung tadi, maka seketika itu burug itu dibeli oleh Umar dan dilepaskan. setelah Umar Wafat, Mayoritas para Shabat berminpi berjumpa dengan Umar dan bertanya :
Sahabat : "Bagaimana Allah berbuat pada anda?"
Umar : "Allah SWT. mengampuni aku dan membebaskan siksaanku"

Sahabat : "Apakah sebabanya? apa karena kedermawananmu, keadilanmu, dan kezuhudanmu?"
Umar : "Ketika para manusia meletakkan aku dalam kubur dan menimbun aku lalu mereka pulang, jadilah aku sendirian di dalam kubur. Maka datanglah dua malaikat masuk dalam kuburku. Akalku menjadi hilang dan anggota tubuhku gemetar ketakutan karena prabawa dua malaikat tadi. Keduannya lalu memegang tanganku dan mendudukkanku untuk menanyaku. Kebetulan aku mendengan seruan Hatif (suara tanpa rupa):"Wahai kedua malaikat, tingalkanlah seorang hamba-Ku ini! tidak usah engkau tanya dan tidak usah engkau takut-takuti!sebab aku kasih sayang kepadanya dan aku bebaskan sisaan baginya. Karena dia seorang yang kasih sayang kepada seekor burung pipit sewaktu didunia. Maka di akhirat aku kasih sayang kepadanya.
Lebih Lengkap...

MUHAMMAD DALAM PERJANJIAN LAMA

Dan Ahmad Semua Bangsa Akan Datang" (Haggai 2:7)

Sekitar 2 abad setelah Kerajaan Israel yang musyrik dan tidak mempunyai rasa sesal digulingkan, dan seluruh penduduk dari 10 suku dideportasi ke Assyria, Yerusalem, dan bait agung Sulaiman diratakan dengan tanah oleh bangsa Khaldea, dan sisa-sisa keturunan suku Yudas dan Benjamin yang tidak terbantai dipindahkan ke Babylonia. Setelah penahanan selama beberapa tahun, bangsa Yahudi diizinkan untuk pulang ke negeri mereka dengan kewenangan penuh untuk membangun kembali kota dan bait mereka yang telah hancur.

Ketika fondasi-fondasi rumah Tuhan yang baru diletakkan, terjadi luapan kegembiraan dan sambutan yang luar biasa dari umat; sementara para orang tua yang pernah menyaksikan bait Sulaiman yang indah sebelumnya tiba-tiba hanyut dalam tangisan pilu. Pada upacara yang khidmat inilah Yang Maha Kuasa mengutus hambaNya, Nabi Hagai, untuk menghibur umatnya yang sedih dengan pesan penting ini:

“Aku akan menggoncangkan segala bangsa, dan Himda untuk semua bangsa ini akan datang, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman Tuhan semesta alam. Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman Tuhan semesta alam. Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman Tuhan semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi Syalom, demikianlah firman Tuhan semesta alam." (Haggai 2:7-9) [1]



Saya telah menerjemahkan paragraf diatas dari salinan alkitab yang ada pada saya, yang dipinjamkan kepada saya oleh sepupu wanita Assyria dalam bahasa daerahnya. Tetapi, marilah kita melihat Bible versi bahasa Inggris, yang kami dapati telah mengubah kata himda dan Syalom dalam bahasa Yahudi aslinya menjadi berturut-turut desire (hasrat) dan Peace (perdamaian).

Para ahli tafsir Yahudi dan Kristen sama-sama memberikan perhatian yang sangat besar terhadap dua janji yang terkandung dalam nubuat diatas. Mereka memahami prediksi mesias dalam kata Himda. Sebenarnya, disinilah nubuat yang sangat hebat, ditegaskan melalui sumpah Tuhan yang biasa dalam alkitab, “kata Tuhan Sabaoth” diulang-ulang 4 kali. Jika nubuat ini dipahami dari pengertian abstrak kata himda dan Syalom sebagai desire dan peace, maka nubuat menjadi tak lebih dari sebuah aspirasi yang tidak dapat kita pahami. Tetapi, jika kita memahami istilah himda sebagai sebuah gagasan konkrit, sebuah gagasan pribadi dan realitas, dan kata syalom, bukan suatu kondisi, melainkan suatu kekuatan yang hidup dan aktif dan sebuah agama yang pasti tidak dipungkiri adanya, maka nnubuat ini pasti benar dan terpenuhi pada sosok Ahmad dan tegaknya Islam. Karena himda dan Syalom-atau Sylama- persis memiliki pengertian yang sama dengan, berturut-turut, Ahmad dan Islam.

Sebelum berusaha membuktikan pemenuhan nubuat ini, ada baiknya menjelaskan dulu etimologi dari dua kata itu sesingkat mungkin.

Himda. Ungkapan dalam bahasa ibraninya berbunyi “……ûb ā’û hemədat kāl-hagōwyim….” Yang secara harfiah berubah ke dalam bahasa inggris menjadi “ and will come the Himda of all nations” (dan akan datang Himda untuk semua bangsa). Akhiran hi dalam bahasa Ibrani, sebagaimana dalam bahasa Arab, diubah menjadi th, atau t apabila dalam kasus genitif. Kata “himda” berasal dari kata Ibrani –atau malah Arami- yang tidak dipakai lagi, yaitu hmd (konsonan-konsonan yang diucapkan hamad). Dalam bahasa Ibrani, hamad umumnya digunakan dalam arti keinginan, kerinduan, selera, dan hasrat yang besar.

Perintah kesembilan dari Decalogue (Sepuluh perintah) adalah : “Lo tahmod ish reikha” (janganlah engkau merindukan istri tetanggamu) dalam bahasa Arab kata kerja hamida, dari konsonan yang sama hmd, artinya terpuji, dan seterusnya. Apa yang lebih terpuji dan terkenal dan paling diharapkan, dirindukan dan diinginkan? Yang mana, dari 2 makna itu, kenyataan bahwa Ahmad dalam bentuk bahasa Arab dan Himda tetap tak terbantahkan dan meyakinkan.

“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata.” (QS Ash Shaff 61:6)

Al-Qur’an menyatakan bahwa Yesus memberitahukan kepada bangsa Israel akan kedatangan seorang rosul dari Tuhan yang namanya adalah Ahmad. Injil Yohannes, yang ditulis dalam bahasa Yunani, menggunakan nama Paracletos, sebuah kata yang tidak dikenal dalam literatur Yunani klasik. Namun, Periclytos, yang persis cocok dengan Ahmad dalam artian “amat terkenal”, “mulia”, dan “terpuji”, dalam tingkat superlatifnya, pasti merupakan terjemahan kedalam bahasa Yunani dari kata Himda atau mungkin dalam bentuk bahasa Arami nya yakni Hamida, sebagaimana yang diucapkan oleh Yesus. Waduh! Sudah tidak ada kitab Injil dalam bahasa asli yang digunkan oleh Yesus.


Adapun mengenai etimologi dan pengertian dari kata Syalom, Syalam¸ dan kata arab Salam, Islam, saya tidak perlu menghambat pembaca dengan membawa-bawa kedalam uraian-uraian lingustik. Setiap sarjana bahasa Semit mengetahui bahwa Syalom dan Islam berasal dari satu kata yang sama dan bahwa keduanya berarti "kedamaian, ketundukan, dan penyerahan diri".

Saya bermaksud memberikan suatu penjelasan singkat mengenai nubuat Haggai ini. Agar dapat memahaminya dengan lebih baik, saya kutipkan nubuat lainnya, dari Perjanjian Lama kitab Maleakhi 3:1 [2]

“Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuan (Adon) yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman Tuhan Semesta Alam.”

Kemudian bandingkan dengan kearifan Al-Qur’an dibawah ini.

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari (bait Allah) Masjid Harom (di Mekkah) ke (bait Allah) Masjid Aqsha (di Yerusalem) yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” (QS al-Isro :1)

Bahwa yang dimaksud orang yang datang mendadak/ tiba-tiba ke bait Allah, seperti yang didokumentasikan oleh 2 kitab suci diatas adalah Muhammad!, dan bukan Yesus. Maka argumen-argumen berikut pasti cukup meyakinkan setiap peneliti yang objektif :

Hubungan erat dan mirip antara kedua tetrogram Himda dan Ahmad, dan identitas akar kata hmd dimana kedua kata tersebut berasal, tidak meninggalkan keraguan bahwa subjek dalam kalimat “Dan Himda untuk semua bangsa akan datang” adalah Ahmad (Muhammad).

Dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Jubair bin Muthim, bahwasanya Rasullulah SAW (Muhammad) bersabda: "Sesungguhnya aku mempunyai banyak nama, aku adalah Muhammad, aku adalah Ahmad, aku adalah Al-Mahiy (penghapus) yg dengan aku (maka) Allah hapuskan segala kekufuran, aku adalah Al Hasyir (penghimpun) yg dengan aku manusia dikumpulkan dibawah naunganku, dan aku adalah Al'Aqib (penutup)".

Tidak ada hubungan etimologis sedikit pun antara himda dan nama-nama lainnya seperti “Yesus” ataupun “Kristus”. Bahkan satu konsonan pun tidak ada yang sama diantara keduanya.

Meskipun dibuktikan bahwa bentuk bahasa Ibrani Hmdh (baca Himdah) adalah kata benda abstrak yang berarti "keinginan, nafsu, kerinduan, dan pujian", namun argumen tersebut lagi-lagi cocok dengan tesis kita. Karena bentuk bahasa Ibrani tersebut, secara etimologis, justru sama dalam makna dan persis artinya dengan bahasa arab Himdah. Makna apapun yang Anda kehendaki dari tetrogram hmdh, hubungannya dengan Ahmad bersifat menentukan, dan tidak ada hubungannya dengan Yesus.

Jika St. Jerome dan sebelum dia para penulis Septuagint, telah mempertahankan seutuhnya bentuk bahasa Ibrani Hmdh, daripada menuliskan kata latin Cupidatas atau kata Yunani Euthymia, barangkali para penerjemah yang ditunjuk oleh Raja James I dari Inggris juga sudah mereproduksi bentuk orisinilnya versi Bible yang disahkan, dan Bible Society telah menyesuaikan terjemahan-terjemahan mereka kedalam bahasa yang islami.

Bait Zorobabel lebih agung dibandingkan Bait Sulaiman, karena sebagaimana yang diramalkan oleh Maleakhi, Utusan Besar yang dijanjikan (Adon) akan mengunjungi baitNya secara mendadak/ tiba-tiba, sebagaimana yang benar-benar dilakukan pada waktu Isro-Mi’roj nabi Muhammad saw.

Bait Zorobabel direnovasi/ dibangun kembali oleh Herod Yang Agung. Dan Yesus, tentu saja, pada setiap kesempatan kunjungannya yang sering ke bait itu, menghormati bait itu demi orang suci dan kehadirannya. Sudah pasti, kehadiran setiap nabi di bait Tuhan telah menambah kemuliaan dan kesucian tempat tersebut. Tetapi setidaknya harus diakui, bahwa kitab-kitab Injil yang merekam kunjungan-kunjungan Yesus ke bait ini dan pengajaran-pengajaran dia didalamnya tidak menyebutkan satu pun percakapan diantara pendengarnya. Semua kunjungannya ke bait itu konon berakhir dalam pertengkaran sengit dengan para pendeta dan Pharisee yang tidak beriman.

Harus juga disimpulkan bahwa Yesus bukan saja tidak membawa “kedamaian” kedunia sebagaimana yang dinyatakannya secara sengaja dalam Matius 10:34 [3], tetapi Yesus juga meramalkan kehancuran total bait itu dalam Matius pasal 24, yang terpenuhi sekitar 40 tahun kemudian oleh bangsa Romawi.

Ahmad yang merupakan bentuk lain dari nama Muhammad dan dari akar kata serta pengertian yang sama yakni yang paling mulia, selama perjalanan Isro-Mi’roj nya mengunjungi bait yang hancur tersebut, seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’an, dan seketika itu juga, sesuai dengan hadis yang dinyatakan berulang kali oleh nabi Muhammad kepada para sahabatnya, bahwa ia memimpin para nabi sembahyang kepada Allah dan kemudian Allah memberkahi sekeliling bait (di Yerusalem) itu dan menunjukkan tanda-tandaNya.

Jika Musa dan Ilyas dapat muncul secara fisik diatas gunung perubahan bentuk, maka mereka dan ribuan nabi semuanya dapat juga muncul disekeliling bait di Yerusalem. Dan selama kedatangan yang mendadak sang Adon ke baitnya (Maleakhi 3:1) itulah Tuhan benar-benar mengisinya dengan keagungan (Haggai pasal 2).

Bahwa Aminah (ibu kandungnya nabi Muhammad) seorang janda dari Abdullah (bapak kandungnya nabi Muhammad) harus menamai anaknya dengan sebuah nama yang tidak pernah ada sebelumnya –Muhammad atau Ahmad-, kata benda yang merupakan keajaiban besar untuk agama Islam. Khalifah Umar bin Khotob membangun kembali bait (di Yerusalem) itu, dan Masjid yang penuh keagungan di Yerusalem akan tetap kokoh berdiri hingga akhir zaman, adalah monumen fantastis tentang kebenaran dan perjanjian abadi yang dibuat oleh Allah untuk Ibrahim dan Ismail dalam kitab Kejadian 15:18 [4].

--------------------------------------------------------------------------------



Catatan Kaki

[1] Haggai pasal tujuh dalam teks berbahasa Ibrani: (7) wəhirə‘ašətî ’et-kāl-hagōwyim ûb ā’û hemədat kāl-hagōwyim ûmillē’tî ’et-habayit hazzeh kāb ōwd ’āmar yəhwâ səb ā’ōwt: (8) lî hakesef wəlî hazzâāb nə’um yəhwâ səb ā’ōwt: (9) gādōwl yihəyeh kəbōwd habayit hazzeh hā’ahărōwn min-hāri’šōwn ’āmar yəhwâ səb ā’ōwt ûb ammāqōwm hazzeh ’etēn šālōwm nə’um yəhwâ səb ā’ōwt.

[2] Maleakhi 3:1 dalam teks berbahasa ibrani adalah : “hinənî šōlēha malə’ākî ûfinnâ-derek ə ləfānāy ûfitə’ōm yābōw’ ’el-hêk ālōw hā’ādōwn| ’ăšer-’atem məb aqəšîm ûmalə’ak ə habərît ’ăšer-’atem hăfēsîm hinnēh-b ā’ ’āmar yəhwâ səb ā’ōwt”

[3] "Jangan kamu menyangka, bahwa aku datang untuk membawa damai di atas bumi; aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.(Matius 10:34)

[4] “Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat.” (Kejadian 15:18)

Sumber:
"Menguak Misteri Muhammad SAW", Benjamin Keldani, Sahara Publisher, Edisi Khusus Cetakan kesebelas Mei 2006
Lebih Lengkap...

Malam Lailatul Qadr Dalam Berbagai Pandangan dan sepenggal kisah nabi sam'un ghozi..


Malam Lailatul Qadr. Dalam Berbagai Pandangan

Malam Lailatul Qadr adalah malam yang lebih baik dari pada 1000 Bulan. Malam ini adanya hanya di bulan Suci Ramadhan. Malam lailatul Qadr adalah malam yang jika beribadah didalamnya ibarat beribadah 83 tahun lamanya. Bagaimana Cerita Lailatul Qadr ini :

Didalam Kitabnya "Dibalik Ketajaman Mata Hati" Al Imamum Adzim Iman Al Ghazali ra menerangkan sebagai berikut :

Dari Sahabat Rasulullah saw bahwa Nabi saw berkumpul bersama para sahabat di Bulan Suci Ramadhan. Kemudian Nabi saw bercerita tentang seorang Nabi bernama Samun Ghozi as. Nabi Samun Ghozi as adalah Nabi yang diutus di tanah Romawi. Nabiyullah Samun Ghozi as memiliki kemukjizatan dapat melunakkan besi, dan dapat merobohkan istana kaisar. Cerita Nabiyullah Samun Ghozi as seperti yang pernah dirilis dalam versi TV yang berjudul Samsun dan Dhelilla (kisah ini berdasarkan karangan yahudi). Nabiyullah Samun Ghozi as berperang melawan bangsa yang menentang Ketuhanan Allah SWT. Karena ketangguhan dan keluar biasaannya akhirnya sang kaisar mencari jalan untuk menundukkan nabiyullah Samun Ghozi as. Berbagai upaya dilakukan sehingga akhirnya atas nasehat para penasehatnya diumumkan

barang siapa yang dapat menangkap samum Ghozi akan mendapat hadiah emas dan permata yang berlimpah. Singkatnya akhirnya Nabiyullah Samun Ghozi as terpedaya oleh isterinya. Karena sayangnya dan cintanya kepada isterinya Akhirnya Nabiyullah Samun Ghozi berkata kepada isterinya "Jika kau ingin mendapatkanku dan menangkapku maka ikatlah aku dengan rambutku ini". Akhirnya Nabiyullah Samum Ghozi as ini pun ditangkap dan di berikan dihadapan kaisar. Kemudian beliau disiksa dengan dibutakan kedua matanya dan diikat serta dipertontonkan diistana kaisar. Karena perlakukan yang demikian hebatnya, Akhirnya Nabiyullah Ghozi as berdoa kepada Allah SWT. Berliau berdoa dengan dimulai dengan bertaubat, kemudian memohon atas kebesaraaNya. Maha Besar Allah SWT, doa Nabiyullah Samun Ghozi as dikabulkan dan istana kaisar bersama seluruh masyarakatnya hancur berserta isteri dan para kerabat yang menghianatinya. Kemudian nabiyullah bersumpah kepada Allah SWT akan menebus semua dosanya dengan berjuang menumpas semua keanggaramurkaan yang lamanya 1000 bulan tanpa henti. Semua itu atas inayah dan Hidayah dari Allah SWT. Ketika Nabi selesai menceritakan cerita Nabiyullah Samun Ghozi as yang berjuang fisabilillah selama 1000 bulan, salah satu sahabat nabi berkata : Ya Rasulullah, kami ingin juga beribadah seperti nabiyullah Samun Ghozi as. Kemudian Nabi saw, diam sejenak. Kemudian Malaikat Jibril as datang dan mewahyukan kepada beliau bahwa pada bulan Rhamadhan ada sebuah malam yang mana malam itu lebih baik daripada 1000 bulan. Mendengar hal itu para sahabat menjadi senang. Beberapa Hadist tentang Lailatul Qadar :

Aisyah ra berkata : "Adanya Nabi saw jika pada malam-malam sepuluh yang akhir bulan Rhamadhan mempererat ikat kainnya, dan bangun semalam suntuk dan membangunkan keluarganya. (HR. Bukhari, Muslim). Anas ra berkata : Nabi saw bersabda : "Sesungguhnya Allah telah memberikan pada Ummatku Lailatul Qadri, dan tidak diberikannya pada ummat-ummat yang sebelum mereka" (HR. Addailami). Ubadah bin Asshamit berkata : Nabi saw bersabda : "Carilah Lailatul Qadr itu pada malam-malam sepuluh yang akhir yang ganjil yaitu malam 21, 23, 25, 27 atau 29. Maka siapa yang bertepatan bangun sembahyang malam karena Iman dan mengharap pahala, maka akan diampunkan dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang. (HR. Atthabarani). Watsilah berkata : Nabi saw bersabda : "Malam Lailatul Qadr itu, malam yang cerah (terang) tidak dingin dan tidak panas, tidak berawan dan tidak hujan, dan tiada angin, dan tidak dilempar bintang-bintang, dan tandanya pada pagi harinya matahari terbit tak bersinar (Hanya tampak terang putih tetapi tidak panas). (HR. Atthabarani). Aisyah ra bertanya : Ya Rasulullah bagaimana pendapatmu jika saya dapat menemui lailatul Qadr itu, Apakah yang harus saya baca ? Jawab Nabi saw : Bacalah : Allahumma innaka afuwwu tuhibbul afwa fafu anni." (Ya Allah Engkau pemaaf dan suka memaafkan, maka maafkanlah aku) (HR. Annasai). Aisyah ra berkata : "Adanya Nabi saw itikaf dimalam sepuluh yang akhir dibulan Ramadhan hingga meninggal dunia, kemudian sepeninggal Nabi saw para isteri-isteri Nabi saw juga itikaf " (HR. Bukhari, Muslim).

Rahasia dibalik Malam Lailatul Qadr Secara Tasaawuf

Malam Lailatul Qadr adalah malam yang begitu besarnya. Pada Malam ini seluruh Para Wali Allah merayakannya. Bahkan diantara mereka sepakat menyebut malam lailatul Qadr adalah Hari Raya Mereka sebagai mana kita merayakan hari Raya iedul Fitri dan Iedul Adha. Ada beberapa Rahasia dibalik Malam Lailatul Qadr. Dalam surat Al Qadr disebutkan :

Al Qadr (97) ayat 1 Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.

Al Qadr (97) ayat 2 Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?

Al Qadr (97) ayat 3 Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.

Al Qadr (97) ayat 4 Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan ijin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

Al Qadr (97) ayat 5 Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Dalam Ayat tersebut dikatakan bahwa Ar ruh adalah Malaikat Jibril as akan turun. Menurut tafsir secara tassawwuf, Malaikat Jibril as tidak pernah turun setelah Beliau Nabi saw telah meninggal. Karena Malaikat Jibril as adalah malaikat yang bertugas menurunkan Wahyu kepada Para Nabi dan Rasul as. Setelah Nabi saw wafat, maka Jibril as merasa berduka atas hal itu. Disini tampak bahwa Malaikat Jibril as begitu cintanya kepada Baginda Rasulullah. Namun dengan Turunnya Surat Al Qadr ini menerangkan bahwa Ar Ruh Jibril as akan turun. Turunnya Jibril as secara tassawwuf beliau datang menemui Baginda Rasulullah saw. Disinilah terjadi pertumpahan kecintaan antara sang kekasih dengan yang terkasih yang telah lama terpisah. Turunnya Malaikat Jibril as setelah menemui baginda rasulullah saw beliau meminta petunjuk mengenai orang-orang yang akan mendapat malam lailatul Qadr. Rasulullah saw kemudian memberikan syarat-syarat atau kreteria yang akan mendapat lailatul Qadr. Diantara kreteria-kreteria tersebut adalah :

* Orang yang berniat karena Allah untuk mendapatkan malam lailatul Qadr.

* Orang yang menghidupkan malam itu dengan ibadah-ibadah semata karena Allah SWT.

* Orang yang memperbanyak membaca Sholawat atas Nabi saw

* Orang yang menghatamkan Al Quran.

Begitulah kreteria-kreteria yang diperintahkan oleh Baginda Rasulullah kepada Jibril as untuk mencari dan mencatat orang-orang yang pada malam Lailatul Qadr itu memenuhi kreteria-kreteria tersebut.

Kapankah Lailatul Qadr itu turun ?

1. Dari Hadist diatas bahwa Malam lailatul Qadr turun dalam 10 malam terakhir yang ganjil 21, 23, 25, 27, 29.

2. Imam Syafii Berkata : Dalam Surat Al Qadr disebutkan Kata Lailatul Qadr disebut 3x jika dihitung hurufnya dari kata "Lailatul Qadr" berjumlah 9 huruf. Jadi Malam lailatul Qadr terjadi 9x3 = 27. Malam ke 27 Dari Bulan Ramadhan.

3. Syech Abu Yazid Al Busthani (Seorang Wali Quthub di Masanya Berkata ) : Aku mendapati malam Lailatul Qadr selalu terjadi Pada Malam Yang ke-27 dari Bulan Ramadhan. Menjadi pertimbangan kita bersama, marilah kita berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan malam lailatul qadr ini. Kita mulai dengan niat yang kuat bahwa kita benar-benar ingin mendapatkan malam lailatul Qadr tersebut. Jika kita tarik kesimpulan dan menghindari atas kesalahan marilah kita ambil jalan tengah yaitu : Kita mulai meningkatkan ibadah kita pada malam terakhir yang ganjil yaitu pada malam ke 21,23,25. Dan Pada malam Yang ke-27 kita lebih khususkan. Bahkan kalau perlu kita check situasinya. Kita bisa lihat keadaan malam

> pada saat itu. Apakah memang benar hadist dan riwayat mereka itu ? Dan memang begitulah Malam lailatul Qadr. Adalah Malam yang penuh kedamaian, Terang, tiada angin, tiada hujan, dan bintang terang. Dan biasanya keesokan harinya terang dengan tidak terasa panas. Catat dan buktikan sendiri kenyataan ini sebagai kebesaran dan kemulian dari pada Malam yang penuh berkah dan Penuh ke ampunan Allah SWT.


Kapankah Sebaiknya Memulainya ?

Kembali masalah ini adalah masalah keyakinan kita masing-masing. Namun demikian apa yang saya tuliskan disini adalah rujukan dari seorang Mursyid. Hendaknya, pada Malam ke-27 Ramadhan ini, kita berikhtiar memulai antara jam 10 sampai jam 2 Malam. Setelah Jam 2 Malam kita lakukan sholat-sholat sunnah. Sampai Masuk Waktu Saur. Jika boleh kita persempit, berdasarkan dari 2 kejadian malam lailatul qadr yang dialami disuatu Jamaah di Kota Sumenep - Madura, tepatnya di Masjid Naqsyabandi. Disana memulai malam lailatul Qadr tepatnya Jam 11. Disini selama 1 Jam digunakan untuk menghatamkan Al Quran. Kemudian Tepat Jam 12 dilakukan Sholat taubat. Jam 1- 1.30 dilakukan Istimdat menadahkan nur fuyodot yang diturunkan oleh Allah Swt. Kemudian sisanya bolehlah dilakukan sholat sunnat yang lain atau boleh berziarah ke kuburan para wali atau beristirahat asalkan tidak tidur sampai Waktu Subuh masuk. Namun demikian, saya belum mendapatkan informasi untuk pelaksanaan malam lailatul Qadr yang sekarang. Jikalau memungkinkan untuk tujuan yang baik dan bukan untuk kesombongan belaka atau bukan untuk pamer atau untuk bidah dan semacamnya. Saya insya Allah akan memberikan informasi berdasarkan keyakinan yang selama ini kami jalani dalam kaum tasawwuf. Namun demikian disarankan kita janganlah terlalu mengecap jelek suatu perbuatan sebab tujuan kita sama yaitu ingin mendapatkan yang terbaik dari malam lailatul Qadr illahi taala.

semoga bermanfaat,,wasalammualaikum

Lebih Lengkap...

TENTANG JAWABAN RUH (KETIKA AKAN DICABUT)

Telah datang suatu hadits, sesungguhnya ketika menghendaki mencabut nyawa seorang mukmin, maka ruh itu berkata : aku tidak akan patuh kepadamu, selama engkau belum diperintah untuk itu. lalu malaikat maut berkata: aku telah diperintah untuk mencabut nyawa, maka ruh itu meminta dari malaikat maut suatu alamat dan bukti, seraya ruh itu berkata : sesunguhnya Tuhanku telah menjadikanku dan memasukkan aku kedalam jasadku, sedangkan engkau tidak ada saat kejadian itu, maka sekarang engkau menghendaki untuk mengambilku.

Lalu malaikat maut kembali kepada Allah Ta'ala, maka Allah Ta'ala bertanya : apakah kamu sudah mencabut nyawa hambaKu? malaikat maut menjawab : ya Tuhanku, sesungguhnya hambaMu telah berkata demikan .... dan demikian ... dia meminta suatu tanda dariku, maka Allah Ta'ala berfirman : benar, ruh hambaKu itu. kemudian Allah Ta'ala berfirman : hai malaikat maut, pergilah kesurga dan ambillah buah apel, diatas buah apel itu ada tandaku, dan tunjukkan buah apel itu kepada ruh hambaKu.

kemudian pergi kesurga dan mengambil buah apel, diatas buah apel itu terdapat tulisan

tatkala malaikat maut menunjukkan buah apel itu kepada ruh seorang hamba, maka keluarlah ruh itu degan cergas dan merasa enak serta jernihnya mati.
Lebih Lengkap...

BAB 33 (Kitab Daqoiqul Akhbar)

MENSIFATI SHIRATH (JEMBATAN)

Sesungguhnya Allah Ta’ala,menciptakan jembatan (yang berada) diatas neraka, yaitu shirath, yang terletak (persis) ditengah-tengah Jahanam, yang sangat licin,dan bisa mengelincirkan. Shirath ini mempunyai tujuh pos (gardu), setiap pos ini (jaraknya) dalam perjalanan 3000 tahun seribu tahun (jalannya) naik, seribu tahun (jalannya) rata, seribu tahun (jalannya) turun, bentuknya lebih lembut daripada rambut, dan lebih tajam dari pada pedang, dan lebih gelap daripada malam.

Dan setiap pos terdapat tujuh buah cabang, setiap cabang bentuknya seperti tumbak yang panjang, yang telah ditamai ujungnya, lalu seorang hamba akan duduk diatas pos itu dan ditanya tentang perkara yang diperintakan oleh Allah Ta’ala. Didalam pos pertama : Seorang hamba akan diperiksa tentang keimanan, jika ia selamat dari kekufuran dan riya’ maka bebaslah ia, dan kalau tidak selamat maka ia akan ditolak kedalam neraka. Dan dalam pos kedua : seorang hamba akan ditanya tentang sholatnya, didalam pos ketiga : seorang hamba akan ditanya tetang zakatnya, dipos keempat : seorang hamba akan ditanya tentang puasanya, didalam pos kelima : seorang hamba akan ditanya tentang haji dan umrah, di pos keenam : seorang hamba akan ditanya tentang wudlu, mandi dan jinabat, didalam pos ketujuh : seorang hamba akan ditanya tentang berbuat baik kepada kedua orang tua, mempererat silaturrahmi, dan penganiayaan. Jika seorang hamba itu selamat dari pertanyaan-pertanyaan ini, maka ia bebas (sampai kesurga), dan kalau tidak selamat maka ia ditolak ke dalam neraka.

Wahab berkata : sesungguhnya Nabi SAW berdoa : “Ya Tuhanku, selamatkan, selamatkan umatku, umatku.” Maka para makhluk itu naik (melewati) jembatan, sehingga sebagian mereka naik atas sebagian (yang lain), dan jembatan itu terombang-ambing (terus) seperti perahu dilautan yang (tertimpa) angina kencang.

Maka lewatlah golongan yang pertama : seperti kilat yang menyambar, golongan kedua : seperti angin kencang, golongan ketiga : seperti burung (yang terbang) cepat, golongan keempat : seperti kuda yang bagus (larinya), golongan kelima : seperti orang yang berjalan cepat, golongan keenam : seperti berjalannya binatang (kerbau, sapi) dan golongan yang ketujuh : kira-kira sehari-semalam, (menurut) sebagian manusia kira-kira ada satu bulan, menurut sebagian yang lain kira-kira ada satu tahun, dua tahun dan tiga tahun, sehingga (lama) waktu terakhir orang yang melewati shirath 15.000 tahun lamanya dari tahun dunia.

Dan dirwayatkan : sesungguhnya manusia ketiaka melewati shirath, maka api neraka berada dibawah telapak kaki mereka, dan diatas kepala mereka, api juga berada disisi kanan dan kiri mereka serta di dibelakang dan depan mereka, oleh karena itu Allah berfirman :

“dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.

kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam Keadaan berlutut.” (surat Maryam ayat 71 dan 72)

sedangkan neraka itu selalu memakan jasad manusia (yang lewat diatas jembatan) mulai dari kulitnya, dagingnya, sehingga manusia yang lewat diatas jembatan shirath itu seperti arang yang hitam, kecuali orang-orang yang selamat dari neraka, diantara mereka ada orang yang tidak merasa takut terhadap suatu perkara yang menakutkan (ganasnya neraka), dan ia tidak mendapatkan api neraka ketika melewati shirath, sehingga ia berkata : Dimanakah shirath itu ? Dan dikatakan kepadanya, bahwa ia telah melewati shirath tanpa kesusahan sebab memperoleh rahmat Allah Ta’ala

Telah datang keterangan dalam hadits : ketika terjadi kiamat, maka datanglah (sekelompok) umat, tatkalah umat itu naik diatas shirath, Nabi saw, menengok kepada mereka, seraya bertanya : siapa kalian semua ? mereka menjawab : kami adalah umatmu, Nabi saw, bertanya (lagi) Apakah kamu (menjalankan) atas syariatku ? maka mereka menjawab : Tidak, Lalu Nabi, melepaskan mereka dan meninggalkannya, selanjutnya umat ini jatuh kedalam neraka jahanam.

Kemudian datanglah umat yang lain, maka Nabi saw bertanya: Apakah kamu menjalankan atas syariat nabimu, dan apakah kamu melakukan jalannya Nabi? Kalau umat menjawab dengan : YA, maka mereka akan lewat shirath, dan kalau mereka menjawab : TIDAK, maka mereka akan jatuh kedalam neraka, setelah umat itu jatuh kedalam neraka, mereka lalu mengharapkan syafa’atnya Nabi saw.

Dan didalam sebuah hadits diceritakan : Datanglah suatu kaum, mereka berdiri di tepi shirath, seraya berkata : siapakah yang bakal menyelamatkan kami dari api neraka? Dan mereka tidak maju untuk melewati shirath itu. Lalu mereka menangis. Maka datanglah jibril as bertanya kepada mereka : apa yang mencegahmu melewati shirath ini? Mereka menjawab :kami takut neraka. Jibril bertanya (lagi) : kamu didunia ketika menghadap laut yang dalam, bagaimana (caranya kamu bisa melewati ? mereka menjawab : dengan mengunakan perahu. Lalu Jibril datang dengan membawa masjid, yang mana kaum ini (biasa) melakukan shalat didalamnya, (masjid itu) bagaikan perahu. Maka mereka sama duduk diatas masjid tersebut, lalu lewatlah kaum tersebut diatas shirath. Maka dikatakan kepada mereka : ini adalah masjid-masjid kamu,yang kamu pernah melakukan shalat didalamnya dengan berjamaah.

Diceritakan di dalam hadits : sesungguhnya Allah Ta’ala ketika menghisab seorang hamba, maka keburukan hamba itu lebih berat dari pada kebaikan, lalu Allah Ta’ala memerintakan dengan membawa hamba itu ke neraka, tatkala hamba pergi, Allah Ta’ala berfirman kepada Jibril as : Temukan hambaku dan tanyai dia, apakah ia pernah pernah duduk bersama para ulama sewaktu didunia, maka aku akan mengampuni dirinya dengan syafaatnya para ulama itu. Lalu malaikat Jibril bertanya kepadanya, maka hamba itu menjawab : tidak, lalu Jibril as melaporkan kepada Allah Ta’ala : Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau Dzat Yang lebih mengetahui keadaan hamba-Mu, lalu Allah Ta’ala berfirman : Tanyakan dia, apakah ia mencintai ulama ?, maka Jibril bertanya kepadanya, hamba itu menjawab : tidak, maka Allah Ta’ala berfirman : Tanyakan dia, apakah dia pernah duduk diatas hidangan para ulama? Lalu Jibril bertanya kepadanya, hamba itu menjawab : tidak pernah, Allah berfirman : apakai ia pernah bertempat disuatu yang ditempati oleh orang yang alim ? lalu Jibril bertanya kepadanya, hamba itu menjawab : tidak pernah, Allah berfirman kepada Jibril : tanyakan kepada dia, apakah ia mencintai seseorang yang mencintai ulama ? hamba itu menjawab : ya, Allah Ta’ala berfirman kepada Jibril : ambillah tangannya dan masukanlah dia ke surga, sesungguhnya hamba tersebut mencintai seseorang sewaktu didunia dan orang (yang dicintainya) itu menyenangi ulama, maka Aku mengampuni dirinya, sebab barakah lelaki (yang dicintai) itu.

Dan berdasarkan (keterangan) ini teleh datang sebuah hadits : Allah Ta’ala mengumpulkan beberapa masjid didunia pada hari kiamat bentuk dirubah menjadi unta, kakinya dari intan, lehernya dari za’faran, kepalanya dari misik yang harum baunya, punggungnya dari dari zambrut hijau, yang bisa menaiki unta itu adalah ahli jama’ah, dan orang-orang yang adzan yang menuntun unta, sedangkan imamnya yang mengiring unta itu. Lalu mereaka melewati pelataran halama kiamat. Maka ada pemanggil : hai penduduk halaman (kiamat), mereka ini bukan (golongan) dari para malaikat yang dekat (dengan Allah), dan bukan (golongan) para nabi dan para rasul, tetapi mereka ini adalah umat Muhammad yang sama menjaga shalatnya dengan berjama’ah.

Ada yang mengatakan, sesungguhnya Allah Ta’ala menciptanan malaikat, yang dikatakan pada malaikat itu namanya “Malaikat Darda’il” ia mempunyai dua sayap, satu sayapnya berada dibarat (yang terbikin) dari yakut merah, dan sayapnya (yang lain) berada ditimur (yang terbikin) dari zamrut hijau yang ditaburi dengan mutiara dan yakut serta marjan, kepalanya berada di Arasy dan kedua telapak kakinya berada di bumi ketujuh. Maka ia memanggil-manggil setiap malam dari bulan ramadhan : Adakah orang yang berdoa, maka baginya akan dikabulkan doanya? Apakah (ada) orang yang meminta, maka ia akan dikabulkan permintaannya? Apakah (ada) orang yang bertaubat, maka ia akan diterima taubatnya ? Apakah (ada) orang yang memohon ampunan, maka baginya akan diampuni, sehingga terbit fajar.

Lebih Lengkap...