AHLU SUNNAH WAL JAMA'AH

Bencana Alam, Peringatan/Azab atau Ujian/Anugerah?

Tahukah Anda bahwa Hukum Alam ternyata memiliki nilai-nilai yang selaras dengan diri kita, istilahnya keselarasan antara makrokosmos dan mikrokosmos. Perhatikanlah, apa saja yang berlaku di alam secara makro, maka seringkali berlaku juga pada individu manusia secara mikro. Itu sebabnya tak heran, jika Anda berhasil hidup selaras dengan alam maka hidup Anda akan lebih sejahtera, mengikuti arus tapi tak terbawa arus.


Allah telah memberitakan kepada kita semua bahwa Alam semesta ini diciptakan Allah dengan begitu seimbang. “…Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.” Q.S. Al-Mulk : 3-4.


Mungkin Anda bertanya, “Kalau alam semesta itu seimbang, mengapa banyak terjadi bencana alam? Bukankah bencana alam itu menandakan bahwa alam itu tidak seimbang alias rapuh?” Nah, sementara silakan Anda pikirkan sendiri jawabannya (maksimal 3 menit saja ya...). Nah, apa jawaban Anda? Baik, mari kita selaraskan jawaban kita. Mungkin jawaban Anda bisa jadi lebih benar dari jawaban saya. Wallahu a’lam.


Yup, Alam diciptakan oleh Allah dengan ketelitian yang luar biasa. Sehingga apabila terjadi pergeseran di alam semesta ini walaupun satu per sekian milyard maka akan berdampak secara signifikan pada kehidupan manusia, dan itu bisa saja sebuah kehancuran yang sangat besar. Begitupun sebaliknya. Jika ada pergeseran di jiwa manusia maka alam semesta pun ikut “bergeser”.


Tanda-tanda alam adalah tanda-tanda jiwa. Kalau jiwa kita tenang, damai, khusyu dan dekat dengan Allah, maka Alam semes
ta pun berlaku sama kepada kita. Tapi kalau kita sebagai jiwa selalu berontak, protes, mengeluh, maksiat, zalim, berlebih-lebihan, marah-marah, suka membentak, dan jauh dari Allah, maka Alam semesta pun akan sering “membentak-bentak” kita. Alam semesta bukanlah Tuhan, tapi alam semesta bekerja sesuai dengan kehendak Tuhan.

Itu sebabnya Allah pun berfirman dalam Al-Quran, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung dan tidak pula penolong selain Allah.” Q.S. As Syuura : 30-31


Ternyata, justru musibah itu hadir sebagai penyeimbang energi negatif yang banyak dilakukan oleh manusia di daerah musibah tersebut. Tetapi tentunya memang tidak semua tempat-tempat maksiat dihadiahi bencana alam dan musibah lainnya, sebab ada juga beberapa tempat maksiat lainnya sengaja ditangguhkan azabnya oleh Allah SWT.


Perhatikan Firman Allah berikut, “Dan ada (pula) orang-orang lain yang ditangguhkan sampai ada Keputusan Allah; adakalanya Allah akan mengazab mereka dan adakalanya Allah akan menerima Taubat mereka. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Q.S. At Taubah : 106


Suburnya “energi negatif” (baca : amalan maksiat) yang ditanam di suatu daerah, dan minimnya “energi positif” (baca : amal sholeh) yang dihadirkan di daerah tersebut, bisa mengakibatkan ketidakseimbangan di alam semesta, sehingga telah membuat alam semesta “terpaksa” langsung turun tangan untuk menjaga kelestarian dan keseimbangannya.


Untuk itu wahai sahabatku, sebelum ”Alam semesta” mencapai ambang batas ”Toleransinya” atas energi-energi negatif yang masih serin
g kita berdayakan di muka Bumi ini, maka segeralah bertaubat dan mulailah memberdayakan energi-energi positif yang Anda miliki. Tidak mudah memang, apalagi jika energi negatif kita sangat banyak, maka kita harus betul-betul bersegera menyeimbangkannya dengan energi positif terbaik kita, sebelum ajal menjemput atau sebelum sang alam mengamuk.


Azab dihadirkan bukan untuk sekedar menghukum orang-orang yang patut dihukum, tapi lebih kepada untuk menjaga kelestarian bumi ini dari perilaku manusia yang suka berlebih-lebihan. Perhatikan pembelajaran berikut, ”...Seandainya Allah tidak menolak (mengganti) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia atas semesta alam.” Q.S. Al-Baqoroh : 251


Sahabatku, Ujian dan Azab itu memang beda tipis. Tingkat kesulitannya kadang sama. Ujian itu biasanya hadir di depan (didahulukan), sedangkan azab biasanya hadir dibelakang. Azab diberikan kepada orang-orang yang
bertingkah berlebih-lebihan, sedangkan ujian diberikan kepada orang-orang yang akan "dilebihkan-Nya".


Wallahu alam